Sebuah Perjalanan Mengawal Kebanggaan….

Di penghujung tahun 2009, saat mayoritas orang membuat resolusi tentang harapan apa yang ingin diwujudkan di 2010, saya membuat harapan yang terdengar tak biasa. Di tahun 2010 saya ingin mewujudkan mimpi mendukung Tim Nasional di luar negeri, travelling supporter lah kerennya. Resolusi yang terdengar sedikit gila memang. Di tahun 2010 akan ada gelaran AFF Cup yang semifinal dan final nya dimainkan home-away. Ini kesempatan dan awal dari sebuah mimpi yang akhirnya terwujudkan.

Saat dunia takjub dengan gol salto spektakuler Widodo C. Putro ke gawang Kuwait di Piala Asia 1996 saya belum genap berusia 9 tahun. Gol itulah yang mengenalkan saya kepada Tim Nasional dan akhirnya ditakdirkan untuk jatuh cinta. Kecintaan yang sampai kini tetap terjaga. Kecintaan yang tak bisa dijelaskan namun berkesan mendalam. Saya tidak akan mungkin melewatkan laga Timnas walaupun hanya bisa menonton layar televisi. Saya ingat, ketika masih anak-anak, saya harus merengek kepada Ayah untuk dibelikan antena parabola agar bisa menonton pertandingan Timnas yang disiarkan TV swasta.

tas berisi ‘amunisi’ seorang pengawal tim nasional..

Kaki saya akan mendadak dingin sesaat sebelum Timnas memulai laganya. Sebuah kecenderungan ‘aneh’ untuk anak seusia saya waktu itu. Ada rasa yang tak biasa, ketegangan dan perasaan bangga luar biasa tiap melihat Garuda berlaga. Lewat sepakbola, saya akhirnya diyakinkan bahwa ‘Indonesia Raya’ adalah Lagu kebangsaan yang akan terasa magis-nya bila dinyanyikan di Stadion.

The National Team comes before everything. Pernyataan yang tak bisa saya tampik dan justru membuat kecintaan kepada Tim Nasional saya semakin menjadi. Tim Nasional buat saya bukan sekedar kumpulan sebelas orang dengan status pemain terbaik negeri ini, Tim Nasional adalah representasi kebanggaan dan kebesaran yang harus saya kawal setiap berlaga. Dan mendukung Tim Nasional adalah kebanggaan tertinggi seorang supporter seperti saya. Titik.

Semalam di Malaysia sebagai pengawal Garuda…

Saat penjaga gawang Filipina, Neil Etheridge, mengelilingi GBK sehabis semifinal Leg-II, spontan saya berucap : “Berangkat, kita.”? Pertanyaan yang langsung diiyakan teman di sebelah saya. Malam itu kami berdua bersepakat, bahwa tiket pesawat ke Malaysia harus sudah di tangan paling lambat esok harinya. Sepanjang perjalanan keluar dari komplek SUGBK perbincangan kami pun hanya tentang Bukit Jalil, tempat mimpi saya, mimpi kami yang akhirnya berubah menjadi kenyataan.

Paspor yang sengaja dibuat untuk mengawal Garuda. Poto nya pun sengaja pake jaket Timnas.

Perjalanan ke Bukit Jalil adalah perjalanan pertama kami pergi keluar nusantara. Sebuah perjalanan yang bukan sekedar menjawab tuntutan resolusi, tuntutan euphoria Tim Nasional yang sekarang sedang menggelora ataupun dorongan sentimental terhadap Malaysia. Ini adalah sebuah perjalanan mengawal kebanggaan, sebuah perjalanan dimana akhirnya cinta dan mimpi berada di satu ruang yang sama dalam keanggunan sepakbola.

Bukit Jalil dalam bayangan saya adalah sebuah stadion megah, namun itu tidak menjadi perhatian utama saya nanti. Bukit Jalil adalah tempat saya dan teman-teman Indonesia akan menyanyikan Indonesia Raya, berteriak mendukung punggawa Garuda yang berjuang mengembalikan kembali kebanggaan yang telah lama hilang. Menyanyikan Indonesia Raya bersama teman-teman TKI adalah kehormatan tersendiri bagi saya, mereka adalah pahlawan, pahlawan yang meninggalkan negerinya karena tidak bisa melihat harapan di negeri yang sebenarnya sangat kaya. Momen seperti inilah yang memacu semangat saya untuk segera tiba di Tanah Malaya.

Pakaian kebesaran seorang Legenda, siap mengawal Garuda di bumi Malaya.

Maka, izinkanlah kami pergi mengawalmu Garuda. Mengawal sebuah kebanggaan dengan satu semangat yang sama, satu harapan yang sama. Negeri ini adalah sebuah harapan yang harus selalu kita jaga dan sepakbola adalah cara yang paling tepat untuk menjaga kebanggaan itu saat ini. Kepergian kali ini bukan sekedar pelesiran menonton sepakbola, melainkan sebuah perjalanan mengawal kebanggaan.

“Ini Tugas Negara” meminjam apa yang pernah disampaikan Christian Gonzales.

@sepakbolaisme

24/12/2010

2 thoughts on “Sebuah Perjalanan Mengawal Kebanggaan….

  1. Hi, pecinta timnas,,,,kenalkan saya Nugget Gunawi,,,pegila bola maniac, punya ssb,,,,dan sedang mengembangkan sepakbola usia dini di jakarta barat,…beberapa pemain kami sudah ada yg tampil di liga super,,,,,klub persija, klub perusahaan donone,,,,saya minat membantu eriyanto,…semampu saya,…boleh tinggal di rumah selama ikt seleksi di jakarta,,,,berikan ongkos,,,,,uang saku dan tambahan coaching menjadi pemain kaliber dunia,

    salam, Nugget Gunawi — 0813 9877 3519

Leave a comment